
"Waktu pertandingan sudah semakin dekat, Den," keluh Guntur sambil mengayuh pedal sepeda. Siang itu mereka baru saja pulang sekolah.
Raden menatap Guntur di depannya. Dia mendengar suara sahabatnya itu begitu putus asa.
"Kita jual sepeda ini saja, Tur. Uangnya kita belikan raket, atau senar. Kalau kamu menang nanti, kamu bisa ganti sepedaku dengan yang baru."
"Gendeng kon. Teorimu nggak pernah bener. Kamu cuma bikin masalah aja." Bagaimana kalau neneknya Raden tahu sepeda itu dijual? Raden pasti akan dimarahi habis-habisan. Guntur juga.
Raden mendelik. "Masalah? Enak saja! Pas kamu butuh raket, aku bawakan raket. Pas kamu butuh senar, aku berikan senar."
"Kamu nggak ngerti ya? Senar gitar Bang Bujang itu ukurannya beda. Nggak bisa disambung-sambung!"
Itulah sepnggal obrolan Guntur dan Raden dalam cerita "KING". Cerita yang seru banget...alurnya dibuat secara runtut dan dibangun dengan perlahan. Ceritanya menarik, menggugah semangat. Disertai dengan humor-humor yang segar, bikin pembaca nggak bosen baca berulang-ulang.
Cerita pertama di dunia tentang bulutangkis ini cukup membuat kita makin cinta sama Indonesia dan dunia bulutangkis. Dijamin bisa membuat kita bersemangat lagi dalam menjalani sesuatu. Termasuk menjalani segala keterbatasan yang selama ini menjadi penghalang kita dalam mencapai kesuksesan.
Aku salut dengan cerita seperti ini. Terima kasih kepada semua crew Film KING, yang punya ide, n penulis novel adaptasinya. Salut pokoknya. Semoga cerita ini bisa menambah semangat para generasi muda untuk terus berkarya terutama di dunia bulutangkis. Semoga bulutangkis Indonesia kian JAYA.
Nah, penasaran dengan ceritanya??? Filmnya akan segera silaturahmi di bioskop-bioskop dan bukunya udah bisa didapetin di toko-toko buku. Kutunggu cerita serupa!!